Satu kapal penangkap ikan Korea Selatan dengan 43 pelaut dikuasai pembajak di lepas pantai Kenya.
Departemen luar negeri Korea Selatan mengatakan kapal penangkap kepiting ini dibajak di lepas pantai Pulau Lamu tanggal 9 Oktober.Media Korea Selatan melaporkan bahwa kapal ini telah dibawa ke markas para pembajak di Somalia Utara.
Penculikan untuk mendapat uang tebusan memang sering terjadi di Somalia yang selama dua dekade tidak memiliki pemerintahan yang efektif.
Dalam pernyataan tertulis, departemen luar negeri Korea Selatan mengatakan pihaknya tengah menyelidiki insiden ini dan telah membentuk satu tim bantuan darurat di kedutaan besarnya di Kenya.
Pernyataan itu tidak menyebut apakah kontak dengan para pembajak telah terjadi atau apakah ada permintaan uang tebusan.
Wilayah itu merupakan salah satu jalur transportasi kapal tersibuk ke dunia karena menjadi jalur ke arah Terusan Suez.
Pada awal bulan Oktober para petugas angkatan laut Eropa yang bertugas memerangai pembajakan di perairan ini memperingatkan bahwa para pembajak kemungkinan semakin nekad menjelang musim pembajakan karena tingkat kesuksesan mereka menurun.
Angkatan Laut Uni Eropa, NAVFOR, memperkirakan bahwa tingkat suksek para pembajak -angka aksi yang sukses dibandingkan jumlah percobaan pembajakan- turun dari 50% beberapa tahun lalu menjadi 20-30% tahun ini karena patroli internasional.
Patroli ini memaksa para pembajak memperluas daerah perburuan mereka di Lautan India.
Namun NAVFOR juga memperingatkan bahwa secara rata-rata para sandera ditahan lebih lama dan jumlah uang tebusan yang dituntut -dan dipenuhi- terus meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar