(Istimewa)
Pengoperasian Large Hadron Collider (LHC) yang juga disebut mesin kiamat dipercepat. Mesin itu telah diujicoba pertama kalinya sejak kegagalan profil tinggi tahun lalu.
Akselerator partikel berukuran besar itu, berhasil menggerakan proton dan meyelaraskan ion dalam cincin sepanjang 17 mil pada pekan lalu, dan segalanya tampak bekerja dengan benar.
Insinyur dan ilmuwan telah berhati-hati mengambil langkah baru, sejak bencana terjadi ketika dua magnet superkonduksi LHC yang besar mengalami korslet, beberapa hari setelah dinyalakan.
Masalah tersebut merusak dua magnet dari tambatannya dan menyebabkan kehilangan lebih dari satu ton helium cair yang berfungsi sebagai pendingin.
Kerusakan itu membuat akselerator terbesar yang pernah dibuat itu tidak dapat digunakan selama lebih dari setahun.
Setelah berbulan-bulan, sistem itu telah diperbaiki dan magnet didinginkan dalam suhu minus 456 derajat Fahrenheit atau lebih dingin dari ruang angkasa.
LHC dengan hati-hati diuji sebelum dijalankan untuk mencegah kegagalan serupa.
Sinar proton dan ion ditembakkan searah jarum jam melalui bagian rumah dari cincin detektor "A Large Ion Collider Experiment" (ALICE) sebelum proton ditembakkan berlawanan arah jarum jam melalui detektor LHCb.
Kalibrasi yang teramat kecil diperlukan untuk membuat agar bekerja dengan benar.
Gianluigi Arduini, wakil kepala hardware LHC mengatakan pekerjaan itu menyangkut sinkronisasi.
"Magnet yang cepat harus disetarakan untuk mempercepat sinar dan mentransfer berkas,” katanya.
Keseluruhan proses ini terjadi dalam beberapa ratus picoseconds. Satu picosecond merupakan sepersejuta dari sepersejuta detik.
Sinar uji coba akan ditembakkan dalam persentase kecil terlebih dulu, sekitar 450 juta elektron volt (eV). Akselerator pada akhirnya diharapkan akan mencapai tujuh miliar elekron volt, dengan partikel yang melaju di sekitar cincin hingga mencapai 99.9999991 persen kecepatan cahaya.
Para ilmuwan akan mempelajari dampak dari dua berkas persimpangan dan menguji satu sama lain. Mereka berharap hasilnya dapat mengungkapkan pengetahuan sifat materi dan kondisi beberapa detik setelah Big Bang.
Secara khusus, diharapkan akan mengungkap teori partikel Higgs Boson, yang dipercaya memberikan massa partikel.