Laporan Ekonomi AS Warnai Pasar
Jakarta - Indeks saham dan rupiah kompak menguat terbatas. Laporan ekonomi AS yang menunjukkan kebutuhan terhadap stimulus tambahan turut berpengaruh di pasar.
Zulfirman basir, periset dan analis senior PT Monex Investindo Future mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh sentimen pelemahan dolar AS. Menurutnya, semalam dolar AS kembali pada tren pelemahannya setelah kemarin menguat tajam akibat kenaikan suku bunga acuan di China.
Pelemahan dolar AS dipicu hasil Fed Beige Book (buku laporan review ekonomi yang diterbitkan Bank Sentral AS) dini hari tadi. Laporan tersebut menunjukkan, AS membutuhkan stimulus lebih lanjut untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
"Karena itu, rupiah hari ini ditutup di level terkuatnya 8.925 setelah sempat melemah ke level 8.935 di sepanjang perdagangan hari ini," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (21/10).
Kurs$ rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (21/10) ditutup menguat 7 poin (0,07%) jadi 8.925/8.930 per dolar AS dari posisi kemarin 8.932/8.933.
Laporan ini, lanjut Firman, semakin menegaskan data-data ekonomi AS yang dirilis sebelumnya. Ini juga memperkuat ekspektasi pasar, pertemuan The Fed 2-3 November mendatang, akan merealisasikan kebijakan quantitative easing (pelonggaran moneter) tahap kedua.
Hanya saja, imbuh Firman, di sesi pagi dolar AS mengalami sedikit penguatan terhadap yen setelah Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner menyatakan perlunya koordinasi valuta asing di tingkat internasional. "Yen Jepang turun tajam dan dolar AS sedikit pulih di sesi Asia. Penguatan rupiah pun sedikit tertahan," timpalnya.
Tapi, sepanjang perdagangan mata uang RI ini kembali stabil di posisi penguatan. "Sebab, pasar melihat, penguatan dolar AS atas yen Jepang hanya bersifat temporer," tandas Firman.
Karena itu, dolar AS mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro. Kecuali terhadap poundsterling, dolar AS melemah. "Terhdap euro, dolar AS ditransaksiken melemah ke level US$1,4018 dari posisi sebelumnya US$1,3959 per euro," tuturnya.
Cece Ridwanullah, analis Ekokapital Securities mengatakan, penguatan indeks saham hari ini dipicu kenaikan harga komoditas. Di antaranya, crude palm oil (CPO) yang naik ke level RM3.000 per ton di Malaysia. Keadaan ini diperkuat juga dengan kenaikan harga komoditas lain di sektor pertambangan seperti timah dan nikel, ucapnya.
Pada saat yang sama, rupiah masih bertahan di jalur penguatan di bawah 9.000 per dolar AS. Penguatan mata uang, menandakan arus dana asing ke pasar kita masih besar, imbuhnya.
Memang dalam perjalanannya, IHSG terpengaruh laju bursa regional. Seperti sesi pembukaan tadi pagi di mana indeks sempat menguat hingga level 3.610 seiring kenaikan bursa regional.
Setelah itu, regional kembali melemah sehingga penguatan indeks domestik menjadi terbatas di bawah 3.600. Tapi akhirnya, dengan kenaikan harga komoditas dan penguatan rupiah, indeks bisa bertahan di area positif, paparnya.
Zulfirman basir, periset dan analis senior PT Monex Investindo Future mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh sentimen pelemahan dolar AS. Menurutnya, semalam dolar AS kembali pada tren pelemahannya setelah kemarin menguat tajam akibat kenaikan suku bunga acuan di China.
Pelemahan dolar AS dipicu hasil Fed Beige Book (buku laporan review ekonomi yang diterbitkan Bank Sentral AS) dini hari tadi. Laporan tersebut menunjukkan, AS membutuhkan stimulus lebih lanjut untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
"Karena itu, rupiah hari ini ditutup di level terkuatnya 8.925 setelah sempat melemah ke level 8.935 di sepanjang perdagangan hari ini," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (21/10).
Kurs
Laporan ini, lanjut Firman, semakin menegaskan data-data ekonomi AS yang dirilis sebelumnya. Ini juga memperkuat ekspektasi pasar, pertemuan The Fed 2-3 November mendatang, akan merealisasikan kebijakan quantitative easing (pelonggaran moneter) tahap kedua.
Hanya saja, imbuh Firman, di sesi pagi dolar AS mengalami sedikit penguatan terhadap yen setelah Menteri Keuangan AS, Timothy Geithner menyatakan perlunya koordinasi valuta asing di tingkat internasional. "Yen Jepang turun tajam dan dolar AS sedikit pulih di sesi Asia. Penguatan rupiah pun sedikit tertahan," timpalnya.
Tapi, sepanjang perdagangan mata uang RI ini kembali stabil di posisi penguatan. "Sebab, pasar melihat, penguatan dolar AS atas yen Jepang hanya bersifat temporer," tandas Firman.
Karena itu, dolar AS mengalami pelemahan terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro. Kecuali terhadap poundsterling, dolar AS melemah. "Terhdap euro, dolar AS ditransaksiken melemah ke level US$1,4018 dari posisi sebelumnya US$1,3959 per euro," tuturnya.
Cece Ridwanullah, analis Ekokapital Securities mengatakan, penguatan indeks saham hari ini dipicu kenaikan harga komoditas. Di antaranya, crude palm oil (CPO) yang naik ke level RM3.000 per ton di Malaysia. Keadaan ini diperkuat juga dengan kenaikan harga komoditas lain di sektor pertambangan seperti timah dan nikel, ucapnya.
Pada saat yang sama, rupiah masih bertahan di jalur penguatan di bawah 9.000 per dolar AS. Penguatan mata uang, menandakan arus dana asing ke pasar kita masih besar, imbuhnya.
Memang dalam perjalanannya, IHSG terpengaruh laju bursa regional. Seperti sesi pembukaan tadi pagi di mana indeks sempat menguat hingga level 3.610 seiring kenaikan bursa regional.
Setelah itu, regional kembali melemah sehingga penguatan indeks domestik menjadi terbatas di bawah 3.600. Tapi akhirnya, dengan kenaikan harga komoditas dan penguatan rupiah, indeks bisa bertahan di area positif, paparnya.